Dalam pendidikan Islam, ada satu konsep fundamental yang sering kali disalahpahami atau kurang ditekankan, yaitu tazkiyah. Tazkiyah secara harfiah berarti penyucian atau pembersihan. Dalam konteks pendidikan Islam, ia merujuk pada proses pembersihan jiwa dari akhlak tercela dan menghiasinya dengan akhlak mulia.
Tazkiyah adalah pilar utama yang membedakan pendidikan Islam dari sistem pendidikan sekuler. Tujuannya bukan hanya mengisi otak dengan ilmu pengetahuan (ta’lim) atau melatih keterampilan (ta’dib), melainkan juga membentuk kepribadian yang bersih, berakhlak karimah, dan dekat dengan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam QS. Asy-Syams: 9-10: “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” Ayat ini menegaskan bahwa kesuksesan sejati manusia terletak pada kesucian jiwanya. Tazkiyah adalah jalan menuju keberuntungan tersebut.
Proses tazkiyah melibatkan berbagai aspek. Pertama, membersihkan diri dari dosa-dosa besar dan kecil melalui taubat dan istighfar. Kedua, menjauhkan diri dari sifat-sifat buruk seperti sombong, dengki, riya, dan ujub. Ketiga, mengisi hati dengan sifat-sifat terpuji seperti ikhlas, sabar, syukur, dan tawakal.
Peran guru atau murabbi sangat krusial dalam tazkiyah. Mereka tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi teladan akhlak, membimbing murid dalam perjalanan spiritual, dan membantu mereka mengenali serta membersihkan penyakit-penyakit hati. Lingkungan belajar juga harus kondusif.
Tazkiyah bukanlah proses instan, melainkan perjalanan seumur hidup yang membutuhkan kesungguhan dan konsistensi. Ia memerlukan mujahadah (perjuangan keras melawan hawa nafsu) dan riyadhah (latihan spiritual) yang terus-menerus. Hasilnya adalah jiwa yang tenang dan dekat dengan Allah.
Jiwa yang telah disucikan melalui tazkiya akan lebih mudah menerima kebenaran, istiqamah dalam beribadah, dan berinteraksi dengan sesama manusia secara adil dan penuh kasih. Ini akan melahirkan individu-individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berhati bersih.
Oleh karena itu, tazkiya harus menjadi prioritas dalam setiap kurikulum pendidikan Islam. Ia bukan sekadar pelengkap, melainkan inti dari pembentukan karakter Muslim yang komprehensif. Melalui tazkiyah, kita berharap lahir generasi yang unggul dalam ilmu dan mulia dalam akhlak.