Religiusitas Tahfidzul Qua: Liburan Santri dengan Akhlak Tasawuf dan Kajian Kontemporer

Masa Liburan Santri di Pesantren Tahfidzul Quran bukanlah waktu kosong, melainkan diisi dengan kegiatan yang memperdalam Religiusitas dan pengembangan diri. Alih-alih pulang sepenuhnya, banyak santri memilih mengikuti program khusus yang berfokus pada penguatan Akhlak Tasawuf. Ini adalah upaya menjaga kesinambungan spiritualitas.


Program Akhlak Tasawuf ini bertujuan membimbing santri untuk memahami dimensi batin dalam beragama, menekankan pentingnya kejujuran, keikhlasan, dan kerendahan hati. Melalui majelis muraqabah dan muhasabah, santri diajak meninjau ulang amal dan niat, memastikan kemurnian ibadah mereka.


Penguatan Religiusitas ini juga ditopang oleh sesi kajian mendalam kitab-kitab tasawuf klasik yang dipimpin oleh para kyai senior. Kitab seperti Ihya Ulumiddin dikaji untuk menanamkan pemahaman komprehensif tentang etika dan moralitas dalam Islam. Ini menjadi fondasi spiritual yang kokoh.


Selain dimensi spiritual, Liburan Santri kali ini juga menghadirkan sesi Kajian Kontemporer yang relevan dengan isu-isu terkini. Kajian ini mencakup pemahaman Islam terhadap teknologi, isu lingkungan, dan tantangan sosial. Tujuannya agar santri mampu menjadi ulama yang adaptif.


Sesi Kajian Kontemporer ini didesain interaktif, memungkinkan santri berdiskusi kritis tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai Akhlak Tasawuf di era digital. Mereka diajarkan untuk menyaring informasi dan bersikap bijak dalam bermedia sosial, menjauhi hoax dan ujaran kebencian.


Tujuan utama dari mengisi Liburan Santri dengan program ini adalah menciptakan keseimbangan. Mereka diharapkan tidak hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kecerdasan emosional yang tinggi. Religiusitas sejati harus termanifestasi dalam kehidupan bermasyarakat.


Dengan kombinasi antara penguatan Akhlak Tasawuf dan Kajian Kontemporer, Pesantren Tahfidzul Quran memastikan bahwa masa Liburan Santri menjadi periode emas untuk transformasi karakter. Lulusan yang dihasilkan adalah pribadi yang berilmu, bertakwa, dan siap berkontribusi positif bagi peradaban.