Pesantren Agripreneur: Inovasi Program Pertanian dan Peternakan Modern

Pesantren modern saat ini tengah membuktikan diri sebagai pusat pencetak cendekiawan dan agripreneur melalui Inovasi Program yang menggabungkan pendidikan agama dengan praktik bisnis pertanian dan peternakan modern. Konsep Pesantren Agripreneur adalah perwujudan dari Program Life Skill yang bertujuan menanggulangi masalah kemiskinan dan ketahanan pangan umat. Inovasi Program ini menekankan pada pembelajaran terapan, di mana santri tidak hanya menguasai kitab kuning dan hafalan Al-Qur’an, tetapi juga menguasai ilmu agribisnis, mulai dari budidaya hidroponik, peternakan unggas berskala kecil, hingga pemasaran digital produk. Keberhasilan Inovasi Program ini terletak pada kemampuan pesantren untuk Memadukan Fiqih dan praktik entrepreneurship secara etis.

Pilar utama dari Pesantren Agripreneur adalah integrasi kurikulum yang cerdas. Sesi pagi hari dialokasikan untuk ilmu-ilmu umum dan sains, termasuk Biologi terapan, yang berfungsi sebagai dasar ilmiah untuk memahami nutrisi tanaman dan kesehatan hewan. Pada sore hari, setelah sesi diniyah (agama) selesai, santri diwajibkan mengikuti workshop praktik di lahan Pesantren Agripreneur. Di sini, santri belajar teknologi modern, seperti pengoperasian sistem irigasi tetes otomatis atau manajemen kandang tertutup untuk ternak. Instruktur Profesional Kejuruan dari Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) datang setiap Kamis untuk memberikan pelatihan intensif mengenai teknik panen yang optimal.

Aspek kewirausahaan dalam program ini diajarkan melalui praktik nyata Manajemen Organisasi ala Pesantren. Santri secara bergantian bertanggung jawab mengelola unit bisnis ini, mulai dari perencanaan tanam, pengadaan bibit, pencatatan biaya, hingga pemasaran hasil panen ke kantin pesantren atau pasar lokal. Semua kegiatan finansial ini berada di bawah pengawasan Ustadz/Ustadzah Pendamping Asrama yang ahli di bidang Fiqih Muamalah. Hal ini untuk memastikan santri Memadukan Fiqih dan bisnis, menjauhi praktik spekulasi yang dilarang dan mengutamakan transparansi dalam bagi hasil dan transaksi.

Pesantren Agripreneur juga menjadi model ketahanan pangan yang berkelanjutan. Hasil panen sayuran hidroponik dan telur dari peternakan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian seluruh santri di Asrama sebagai Laboratorium Hidup, sehingga mengurangi biaya operasional pesantren. Kelebihan produksi kemudian dijual, dan keuntungannya dialokasikan kembali untuk pengembangan Program Life Skill atau dana sosial. Berdasarkan laporan internal pada Januari 2025, unit Agripreneur di salah satu pesantren di Jawa Barat berhasil menyumbang hingga 20% dari total kebutuhan pangan harian pesantren.

Secara keseluruhan, Pesantren Agripreneur adalah sebuah model pendidikan yang berorientasi solusi, mengatasi tantangan kemandirian ekonomi umat melalui Inovasi Program yang terintegrasi. Dengan bekal ilmu agama yang kuat dan keterampilan agribisnis modern, pesantren ini berhasil Mencetak Calon Pemimpin Bangsa yang tidak hanya mampu mencari rezeki yang halal, tetapi juga berkontribusi nyata pada ketahanan pangan nasional.