Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai Pedoman Hidup adalah kewajiban fundamental seorang Muslim. Kedua sumber syariat ini menyediakan kerangka kerja lengkap untuk setiap tindakan personal. Di tengah kompleksitas dunia modern, kembali kepada dua warisan utama ini adalah kunci untuk menjaga integritas spiritual dan moral diri dari pengaruh negatif.
Al-Qur’an, sebagai firman Allah SWT, adalah sumber kebenaran yang tak terbantahkan. Ia memberikan panduan mendasar mengenai akidah (keyakinan), ibadah (ritual), muamalah (interaksi sosial), dan akhlak (etika). Tanpa menjadikan Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup, seseorang akan kehilangan arah dan mudah terombang-ambing oleh nilai-nilai yang berubah-ubah.
Hadits, atau Sunnah Nabi Muhammad SAW, berfungsi sebagai penjelas dan pelengkap Al-Qur’an. Hadits menerjemahkan konsep-konsep Al-Qur’an menjadi praktik nyata sehari-hari, mulai dari cara berpakaian, makan, hingga berinteraksi dengan keluarga. Hadits memvisualisasikan bagaimana Pedoman Hidup itu harus dilaksanakan secara praktis.
Mengintegrasikan keduanya sebagai Pedoman Hidup membutuhkan proses belajar yang berkelanjutan (thalabul ilmi). Tidak cukup hanya membaca, tetapi perlu memahami tafsir (penjelasan Al-Qur’an) dan syarah (penjelasan Hadits) dari ulama yang kompeten. Pemahaman yang benar sangat vital untuk menghindari penafsiran yang sesat.
Salah satu strategi personal adalah memulai hari dengan tadabbur (perenungan) Al-Qur’an, bahkan satu ayat. Kemudian, refleksi diri untuk melihat apakah perilaku kita sudah selaras dengan Sunnah. Konsistensi kecil ini adalah langkah efektif untuk mengubah Al-Qur’an dan Hadits dari sekadar teks menjadi realitas hidup.
Dalam mengambil keputusan, baik besar maupun kecil, biasakan merujuk pada prinsip-prinsip yang diajarkan. Jika ada keraguan, cari dalil dari Al-Qur’an atau Hadits. Sikap proaktif ini menunjukkan bahwa kita benar-benar menempatkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupan kita.
Menjadikan dua sumber ini sebagai basis tindakan juga berarti membangun karakter (akhlak karimah). Pedoman Hidup ini mengajarkan kejujuran, keadilan, kesabaran, dan kasih sayang. Penerapan nilai-nilai ini dalam interaksi personal akan membawa keberkahan dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.
Kesimpulannya, Al-Qur’an dan Hadits adalah anugerah tak ternilai sebagai Pedoman Hidup. Komitmen untuk terus belajar, memahami, dan mengamalkan keduanya adalah strategi terbaik untuk meraih kebahagiaan sejati. Mari kita pegang teguh dua warisan mulia ini.